Israel Diduga Campur Tepung Bantuan Gaza dengan Narkoba
Tuduhan serius kembali diarahkan kepada militer Israel usai serangan brutal mereka di Gaza yang menewaskan ratusan warga sipil. Kali ini, laporan dari sejumlah sumber di Jalur Gaza menyebut adanya dugaan bahwa bantuan tepung yang dikirim Israel ke wilayah tersebut telah dicampur dengan zat narkotika berbahaya. Tuduhan ini memicu kemarahan publik dan memunculkan kecurigaan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk melemahkan ketahanan sosial dan kesehatan rakyat Palestina.
Menurut aktivis kemanusiaan di Gaza, kasus ini terungkap setelah sejumlah warga yang menerima distribusi tepung bantuan mengalami gejala aneh, mulai dari pusing, mual, hingga penurunan kesadaran. Temuan ini kemudian diperkuat dengan pengujian sampel tepung di laboratorium lokal yang mengindikasikan adanya kandungan zat kimia asing yang berpotensi bersifat adiktif. Meski laporan ini belum dikonfirmasi secara independen, namun berbagai pihak menyerukan penyelidikan internasional terkait tuduhan serius tersebut.
Para pejabat Palestina mengutuk keras dugaan tindakan keji ini, yang mereka sebut sebagai bukti lanjutan kebiadaban Israel dalam menghancurkan rakyat Gaza, bukan hanya lewat bom dan peluru, tetapi juga melalui cara-cara kotor yang menyasar kesehatan publik. Mereka menegaskan akan segera membawa isu ini ke lembaga internasional, termasuk PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), untuk mendesak investigasi dan penghentian praktik keji tersebut.
Di tengah penderitaan yang belum berakhir akibat blokade dan serangan militer yang terus berlanjut, dugaan pencampuran narkoba ke dalam bantuan pangan menjadi pukulan telak bagi rakyat Gaza. Banyak keluarga sudah mengandalkan bantuan internasional dan distribusi terbatas dari Israel untuk memenuhi kebutuhan pokok, termasuk tepung untuk membuat roti sebagai makanan utama sehari-hari.
Sejumlah pengamat menilai, jika tuduhan ini terbukti benar, maka hal tersebut merupakan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional dan dapat dikategorikan sebagai kejahatan perang. Bantuan kemanusiaan seharusnya menjadi sarana untuk menyelamatkan warga sipil, bukan instrumen perang terselubung untuk merusak tatanan sosial dan kesehatan masyarakat.
Sementara itu, militer Israel hingga kini belum memberikan tanggapan resmi terkait tuduhan pencampuran narkoba ke dalam tepung bantuan. Namun, di kalangan masyarakat internasional, reputasi Israel dalam urusan penghormatan terhadap hukum perang dan perlindungan warga sipil memang kerap dipertanyakan, terutama setelah rentetan serangan brutal ke Gaza yang memakan banyak korban anak-anak dan perempuan.
Di sisi lain, kelompok-kelompok kemanusiaan mendesak agar distribusi bantuan ke Gaza segera diawasi oleh pihak ketiga yang independen untuk mencegah potensi sabotase atau manipulasi dari pihak manapun. Mereka juga mendesak agar jalur bantuan dibuka selebar-lebarnya tanpa hambatan politik atau militer, demi menjamin rakyat Gaza bisa bertahan hidup di tengah kepungan konflik berkepanjangan.
Masa depan rakyat Gaza kini kembali berada di ujung tanduk, terjepit di antara kekerasan militer dan ancaman krisis kesehatan yang makin parah. Dunia internasional dituntut segera bertindak, menekan Israel untuk menghentikan praktik yang dituduhkan dan membuka akses bantuan kemanusiaan secara adil dan manusiawi.