Korban Tewas Ledakan di Pelabuhan Iran Bertambah Jadi 40 Orang
Ledakan besar yang terjadi pada Sabtu, 26 April 2025, di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, telah menyebabkan jumlah korban tewas meningkat menjadi 40 orang. Peristiwa tragis ini terjadi di wilayah selatan Iran, dekat dengan Selat Hormuz, jalur penting yang dilalui oleh seperlima dari total produksi minyak dunia. Ledakan tersebut telah menyebabkan kerusakan parah dan menambah kekhawatiran atas keselamatan di pelabuhan utama Iran tersebut.
Menurut laporan dari The New York Times, yang mengutip sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, ledakan tersebut disebabkan oleh natrium perklorat, bahan utama yang digunakan dalam bahan bakar padat untuk rudal. Natrium perklorat dikenal sebagai bahan kimia yang sangat reaktif dan mudah meledak jika terjadi kebakaran.
Beberapa laporan menyebutkan bahwa ledakan dimulai di sebuah depot penyimpanan bahan kimia berbahaya di pelabuhan tersebut. Pejabat bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa kebakaran di area penyimpanan bahan kimia mungkin menjadi pemicu utama ledakan, yang kemudian memicu rangkaian ledakan besar yang menghancurkan beberapa kontainer dan menyebabkan banyak korban.
Sumber dari dinas darurat regional melaporkan bahwa beberapa kontainer di pelabuhan meledak dalam kejadian tersebut, memperburuk situasi dan meningkatkan jumlah korban jiwa. Selain korban tewas, puluhan orang lainnya juga terluka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis. Pihak berwenang Iran segera mengirimkan tim penyelamat dan medis untuk menangani korban serta mengendalikan kebakaran yang masih berlangsung di lokasi kejadian.
Peristiwa ini menjadi perhatian internasional, mengingat Pelabuhan Shahid Rajaee merupakan salah satu pelabuhan utama di Iran, yang juga berfungsi sebagai titik distribusi penting untuk berbagai barang, termasuk barang-barang militer. Dengan kedekatannya dengan Selat Hormuz, yang merupakan jalur pengiriman minyak terbesar di dunia, insiden ini dapat menambah ketegangan geopolitik yang sudah ada di kawasan tersebut.
Iran belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab pasti ledakan tersebut, namun penyelidikan lebih lanjut terus dilakukan. Pihak berwenang juga berusaha memastikan bahwa ledakan ini tidak berhubungan dengan tindakan sabotase atau serangan yang disengaja.
Para ahli menyarankan bahwa peristiwa ini menunjukkan perlunya peningkatan pengawasan terhadap fasilitas penyimpanan bahan kimia berbahaya, serta memperkuat langkah-langkah keselamatan di pelabuhan-pelabuhan vital yang ada di seluruh dunia. Sebab, kecelakaan seperti ini tidak hanya mengancam nyawa manusia, tetapi juga dapat merusak infrastruktur yang sangat penting bagi perekonomian global.
Ledakan ini menambah daftar insiden keamanan di kawasan Timur Tengah yang semakin memperburuk ketegangan politik dan ekonomi. Pihak internasional, termasuk negara-negara besar dan organisasi kemanusiaan, diharapkan dapat memberikan dukungan untuk penyelamatan korban serta pemulihan infrastruktur yang rusak akibat peristiwa ini.